Selasa, 17 Januari 2017

RADANG USUS

Radang usus adalah kondisi yang menyebabkan usus mengalami inflamasi atau peradangan. Radang usus sendiri terbagi menjadi dua, yaitu kolitis ulseratif dan penyakit Crohn. Kedua kondisi ini diakibatkan oleh peradangan kronis pada bagian gastrointestinal (sistem pencernaan). Kondisi ini muncul karena reaksi keliru dari sistem kekebalan tubuh terhadap jaringan pencernaan yang normal dan sehat.
Kolitis ulseratif adalah peradangan kronis yang terbatas pada usus besar atau kolon saja. Sedangkan penyakit Crohn sendiri adalah peradangan yang bisa terjadi di seluruh sistem pencernaan, mulai dari mulut hingga ke anus.
Terdapat dua kondisi lain yang terkait dengan radang usus, yaitu kolitis collagenous dan kolitis limfosistik. Kedua kondisi ini lebih dikenal dengan istilah kolitis mikroskopik. Keduanya adalah jenis radang usus yang cukup langka.

Gejala Radang Usus

Radang usus adalah penyakit jangka panjang yang biasanya gejala muncul dan menghilang selama beberapa waktu Tingkat keparahan gejala yang muncul tergantung pada bagian mana saja yang mengalami peradangan. Beberapa gejala yang umumnya terjadi adalah:
  • Nyeri atau sakit pada bagian perut.
  • Penurunan berat badan.
  • Nafsu makan berkurang.
  • Diare bercampur darah dan bersifat kambuhan.
  • Merasa sangat lelah.
  • Mengalami mual dan demam.
Perlu diingat bahwa gejala yang muncul pada orang-orang tidaklah sama. Kondisi ini akan datang dan pergi selama kurun waktu yang lama. Ketiak kambuh, gejala bisa ringan atau sangat parah.

Penyebab Radang Usus

Hingga kini, radang usus belum diketahui penyebab dasarnya. Pola makan dan tingkat stres seseorang bisa meningkatkan risiko seseorang menderita radang usus, tapi keduanya bukanlah menjadi penyebab utama. Yang diketahui  adalah malafungsi sistem kekebalan tubuh menyebabkan peradangan. Namun belum diketahui apa penyebab kekeliruan sistem imun tubuh.
Selain itu, faktor keturunan juga diduga memiliki pengaruh pada munculnya radang usus. Risiko seseorang akan lebih tinggi apabila ada keluarga dekat yang menderita radang usus.
Berikut ini beberapa faktor lain yang turut meningkatkan risiko Anda menderita radang usus.
  • Merokok. Kegiatan ini sangat meningkatkan risiko terkena penyakit Crohn.
  • Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS). Beberapa obat-obatan dalam kelompok OAINS bisa meningkatkan risiko mengalami radang usus, misalnya ibuprofen,naproxendiclofenac dan lainnya.

Diagnosis Radang Usus

Diagnosis terhadap radang usus akan dilakukan oleh dokter setelah memeriksa tanda dan gejala yang muncul. Serangkaian tes dilakukan oleh dokter untuk memastikan diagnosis radang usus. Berikut ini adalah beberapa tes yang mungkin perlu dilakukan oleh dokter.
  • Tes darah. Tes darah akan dilakukan untuk mengetahui apakah tubuh mengalami anemia atau infeksi bakteri maupun virus. Tinja juga diteliti untuk memeriksa apakah ada darah.
  • Prosedur endoskopi. Dengan pemeriksaan ini, dokter dapat melihat bagian dalam sistem pencernaan Anda dan mengambil sampel jaringan untuk diperiksa di laboratorium.
  • Tes pencitraan. Beberapa prosedur pencitraan seperti X-ray, CT scan, MRI, dan pencitraan sistem pencernaan juga bisa dilakukan.

Pengobatan Radang Usus

Hingga kini, tidak ada obat yang bisa menyembuhkan radang usus. Pengobatan dan penanganan yang dilakukan hanya untuk meredakan gejala yang muncul atau untuk mencegah kambuhnya gejala. Untuk gejala ringan, mungkin tidak diperlukan pengobatan. Biasanya, gejala ringan akan menghilang dalam beberapa hari.
Selain meredakan gejala yang muncul, pengobatan juga dilakukan untuk mengurangi risiko komplikasi yang mungkin terjadi. Penanganan yang dilakukan bisa berbentuk obat-obatan, terapi, maupun operasi.
Obat-obatan yang akan diberikan untuk mengatasi radang usus adalah:
  • Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS). Obat ini biasanya akan diberikan pertama kali untuk mengatasi radang usus. Obat ini berfungsi mengurangi inflamasi yang terjadi. Obat yang biasanya digunakan adalah aminosalicylate dan kortikosteroid.
  • Obat imunosupresan. Obat ini berfungsi untuk menghalangi aktivitas sistem kekebalan tubuh yang merusak atau membahayakan. Obat ini akan mengurangi inflamasi yang terjadi. Beberapa contoh obat imunosupresan adalah azathioprine,cyclosporine, dan infliximab. Bagi beberapa orang, kombinasi beberapa obat berfungsi lebih baik daripada hanya mengonsumsi satu jenis obat saja.
  • Antibiotik. Obat ini bisa diberikan sebagai tambahan dari obat-obatan lainnya, terutama apabila terjadi infeksi. Penderita kolitis ulseratif mengonsumsi antibiotik untuk mengendalikan infeksi yang terjadi. Contoh obat antibiotik yang umumnya digunakan adalah metronidazole dan ciprofloxacin.
  • Obat-obatan lain. Terdapat obat-obatan lain untuk mengatasi gejala yang muncul akibat radang usus selain terjadinya inflamasi. Tanyakan pada dokter sebelum Anda mengonsumsi obat bebas yang bisa dibeli di apotek. Obat anti-diare, pereda rasa sakit, suplemen zat besi, suplemen vitamin, dan kalsium mungkin akan diberikan tergantung kondisi dan gejala yang muncul.
Jika penanganan yang dilakukan untuk meringankan gejala radang usus tidak bisa membantu, prosedur operasi mungkin perlu dilakukan. Penderita kolitis ulseratif dengan gejala yang cukup parah biasanya tidak akan merespons penanganan dengan obat-obatan. Operasi dilakukan untuk mengangkat bagian dari usus besar yang mengalami peradangan parah.
Pada penderita penyakit Crohn, operasi dilakukan untuk mengangkat bagian yang sudah rusak dan menyambungkan kembali saluran pencernaan yang masih sehat. Setelah operasi, konsumsi obat-obatan perlu dilanjutkan untuk mencegahnya kambuh lagi.

Komplikasi Radang Usus

Radang usus yang terbagi menjadi penyakit Crohn dan kolitis ulseratif bisa memunculkan beberapa komplikasi jika peradangannya tidak terkendali. Berikut ini komplikasi yang mungkin terjadi akibat penyakit Crohn:
  • Tukak. Apabila peradangan yang terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama atau kronis, bisa mengakibatkan munculnya tukak pada sistem pencernaan Anda, seperti pada mulut, usus halus dan juga anus.
  • Fistula. Tukak yang sudah dalam hingga membentuk lubang pada dinding saluran pencernaan akan menyebabkan fistula. Fistula adalah koneksi abnormal antara beberapa bagian tubuh misalnya usus dengan organ lain menjadi terhubung. Fistula akan mengganggu pencernaan dan penyerapan makanan. Fistula bisa terinfeksi dan bisa membahayakan jika tidak ditangani dengan benar.
  • Obstruksi usus. Penyakit Crohn bisa memengaruhi ketebalan dinding usus. Akibatnya, penyaluran hasil pencernaan makanan bisa tertutup. Untuk mengangkat bagian yang bermasalah, akan diperlukan prosedur operasi.
  • Kanker kolon (usus besar). Risiko Anda terkena kanker kolon akan meningkat ketika penyakit Crohn memengaruhi usus besar. Bagi penderita penyakit Crohn, disarankan melakukan prosedur kolonoskopi secara teratur.
  • Fisura ani. Munculnya luka robek pada jaringan di sekitar dinding anus atau pada kulit di sekitar anus. Luka ini bisa menjadi lokasi munculnya infeksi. Anda akan merasakan sakit dan pendarahan saat buang air besar.
  • Malanutrisi. Tubuh akan kesulitan menyerap nutrisi karena munculnya peradangan yang terjadi dan gejala seperti mual dan diare. Kondisi yang sering terjadi pada penderita radang usus adalah defisiensi zat besi dan vitamin B12.
  • Efek samping obat-obatan. Obat-obatan untuk penyakit Crohn yang berfungsi menghalangi kinerja sistem kekebalan tubuh berisiko menyebabkan kanker limfomadan kanker kulit. Kortikosteroid juga berisiko menyebabkan kerapuhan tulang, katarak, glaukoma, dan kadar gula tinggi.
Sedangkan komplikasi yang mungkin terjadi pada kolitis ulseratif adalah:
  • Muncul lubang pada usus besar.
  • Pendarahan dalam.
  • Dehidrasi.
  • Peradangan pada kulit, mata dan persendian.
  • Risiko terkena kanker kolon meningkat.
  • Risiko penggumpalan darah meningkat.
sumber:alodokter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar