Rabu, 23 November 2016

diare

Diare merupakan kondisi yang ditandai dengan encernya tinja yang dikeluarkan dengan frekuensi buang air besar (BAB) yang lebih sering dibandingkan dengan biasanya. Pada umumnya, diare terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit. Biasanya diare hanya berlangsung beberapa hari, namun pada sebagian kasus memanjang hingga berminggu-minggu.

Penderita diare di Indonesia

Diare merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di dalam masyarakat Indonesia. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun 2007, diare menduduki peringkat ketigabelas sebagai penyebab kematian semua umur dengan proporsi sebesar 3,5 persen. Sedangkan berdasarkan kategori penyakit menular, diare menduduki urutan ketiga penyebab kematian setelah Pneumonia dan TBC. Dari data tersebut, golongan usia yang paling banyak mengalami diare adalah balita dengan prevalensi sebesar 16,7 persen.
Diare bisa berdampak fatal apabila penderita mengalami dehidrasi akibat kehilangan banyak cairan dari tubuh. Oleh sebab itu diare tidak boleh dianggap enteng walaupun kondisi ini umum terjadi.

Gejala diare

Gejala diare bermacam-macam, dimulai dari yang hanya merasakan sakit perut singkat dengan tinja yang tidak terlalu encer hingga ada yang mengalami kram perut dengan tinja yang sangat encer. Pada kasus diare parah, kemungkinan penderitanya juga akan mengalami demam dan kram perut hebat.

Faktor penyebab diare secara umum

Penyebab diare pada orang dewasa dan anak-anak umumnya adalah infeksi usus. Infeksi usus bisa terjadi ketika kita mengonsumsi makanan atau minuman yang kotor dan terkontaminasi. Mikroorganisme yang sering menyebabkan infeksi usus adalah bakteri, parasit, dan virus seperti norovirus dan rotavirus.
Diare juga bisa timbul akibat faktor-faktor berikut ini:
  • Efek samping obat-obatan tertentu,
  • Faktor psikologi, misalnya gelisah,
  • Konsumsi minuman beralkohol dan kopi yang berlebihan.

Diagnosis diare

Dalam mendiagnosis diare, dokter biasanya akan menanyakan seputar gejala yang dialami dan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk mencari apakah terjadi dehidrasi. Pada sebagian kasus, dokter perlu melakukan pemeriksaan rektum, meneliti sampel tinja, atau bahkan pemeriksaan darah.

Seputar pengobatan diare

Jika parah, diare bisa berujung kepada dehidrasi. Dehidrasi memiliki konsekuensi yang fatal dan berpotensi merenggut nyawa penderita, terutama jika terjadi pada anak-anak. Hal ini karena ketahanan tubuh anak-anak terhadap dehidrasi jauh lebih rendah dibandingkan orang dewasa. Maka dari itu, orang tua disarankan untuk mewaspadai tanda-tanda dehidrasi pada anak. Penderita juga disarankan untuk meminum banyak cairan selama diare masih berlangsung.
Oralit bisa diminum untuk menghindari dehidrasi, tetapi konsultasikan pemakaiannya terlebih dahulu dengan dokter atau apoteker, terutama jika Anda menderita penyakit tertentu, seperti penyakit jantung.
Obat antidiare biasanya tidak terlalu dibutuhkan, kecuali bagi mereka yang memiliki aktivitas padat atau yang ingin bepergian jarak jauh. Salah satu obat antidiare yang efektif dan cepat dalam menghentikan diare adalah loperamideMeski begitu, loperamide tidak boleh diberikan kepada anak-anak.
Sebagian besar penderita diare sembuh setelah beberapa hari tanpa melakukan pengobatan. Pada orang-orang dewasa, diare biasanya sembuh setelah 2-4 hari. Sedangkan pada anak-anak, diare biasanya berlangsung lebih lama, yaitu antara 5-7 hari.
Jika anak Anda mengalami diare yang parah, berkelanjutan, atau jika dia mulai menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, segera periksakan anak Anda ke dokter. Diare sebanyak enam kali atau lebih dalam jangka waktu 24 jam pada anak juga sebaiknya dikonsultasikan kepada dokter.
Begitu juga dengan diare yang membuat kondisi tubuh Anda menurun drastis harus dikonsultasikan kepada dokter, terlebih jika ada darah atau nanah pada tinja Anda.
Pemeriksaan tinja di laboratorium mungkin diperlukan sebagai bagian dari penelitian lebih jauh. Diare yang berlangsung lebih dari beberapa minggu pada orang dewasa bisa diakibatkan oleh sindrom iritasi usus, kanker usus, atau penyakit Crohn.

Cara mencegah diare

Diare bukan saja berdampak kepada diri penderita, tapi juga berpotensi menyebar, terutama kepada anggota keluarga. Oleh sebab itu, diare sebaiknya dicegah mulai dari kontak pertama hingga penyebarannya.
Berikut adalah langkah-langkah pencegahan terkena diare akibat kontaminasi:
  • Mencuci tangan sebelum makan.
  • Menjauhi makanan yang kebersihannya diragukan dan tidak minum air keran.
  • Memisahkan makanan yang mentah dari yang matang.
  • Utamakan bahan makanan yang segar.
  • Menyimpan makanan di kulkas dan tidak membiarkan makanan tertinggal di bawah paparan sinar matahari atau suhu ruangan.
Jika Anda mengalami diare, Anda boleh mengambil langkah-langkah seperti berikut ini untuk mencegah diare menyebar kepada orang-orang di sekitar Anda.
  • Jika tinggal satu rumah, pastikan penderita menghindari penggunaan handuk atau peralatan makan yang sama dengan anggota keluarga lainnya.
  • Membersihkan toilet dengan disinfektan tiap setelah buang air besar.
  • Tetap berada di rumah setidaknya 48 jam setelah periode diare yang terakhir.
  • Mencuci tangan setelah menggunakan toilet atau sebelum makan dan sebelum menyiapkan makanan.

penyakit maag

Sakit maag (indigestion) adalah istilah yang menggambarkan nyeri yang berasal dari lambung, usus halus, atau bahkan kerongkongan akibat sejumlah kondisi. Sebutan lain sakit maag adalah dispepsia.
Sakit maag bisa disebabkan oleh banyak hal, di antaranya akibat luka terbuka yang muncul di lapisan dalam lambung (tukak lambung), infeksi bakteri Helicobacter pylori,efek samping penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), dan stres.
Meskipun sebagian besar sakit maag bisa ditangani tanpa perlu berkonsultasi kepada dokter, namun pemeriksaan dokter medis tetap perlu dilakukan jika sakit maag disertai dengan Anda menjadi sering muntah, Anda menjadi sulit menelan dan mengalami penurunan berat badan, serta jika Anda dan telah menginjak berusia 55 tahun ke atas.
Jika Anda terbukti sakit maag, maka dokter akan meresepkan obat. Beberapa contoh obat yang bisa digunakan untuk mengatasi sakit maag adalah antasida, antagonis reseptor H2 (H2RA), penghambat pompa proton (PPI), alginat, antibiotik, prokinetik, dan obat antidepresan.
Sakit maag termasuk penyakit umum di Indonesia. Menurut data yang dilakukan di beberapa pusat endoskopi di Indonesia terdapat sekitar 7000 kasus maag dengan 86,4 persen dari jumlah tersebut merupakan dispepsia fungsional. Dispepsia fungsional merupakan kondisi sakit maag yang tidak diketahui penyebabnya.

infeksi tuberkulosis

uberkulosis (TB) yang juga dikenal dengan singkatan TBC merupakan penyakit menular yang menyebabkan masalah kesehatan terbesar kedua di dunia setelah HIV. Indonesia sendiri termasuk lima besar negara dengan jumlah pengidap TB terbanyak di Asia Tenggara dengan jumlah pengidap yang mencapai 305.000 jiwa pada tahun 2012.
alodokter-tuberkulosis2
Gejala dan Jenis Tuberkulosis
Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru dengan gejala utama berupa batuk berdahak yang berlangsung selama lebih dari 21 hari. Batuk juga terkadang dapat mengeluarkan darah. Selain batuk, pengidap TB biasanya juga akan kehilangan nafsu makan sehingga mengalami penurunan berat badan yang disertai demam dan kelelahan.
Ketika bakteri TB masuk ke dalam tubuh, bakteri tersebut bisa bersifat tidak aktif untuk beberapa waktu sebelum kemudian menyebabkan gejala-gejala TB. Pada kasus ini, kondisi tersebut dikenal sebagai tuberkulosis laten. Sedangkan TB yang langsung memicu gejala dikenal dengan istilah tuberkulosis aktif.

Penyebab dan Faktor Risiko Tuberkulosis

Penyebab tuberkulosis adalah bakteri yang menyebar di udara melalui semburan air liur dari batuk atau bersin pengidap TB. Nama bakteri TB adalah mycobacterium tuberculosis.
Berikut ini adalah beberapa kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi tertular TB:
  • Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun, misalnya pengidap HIV/AIDS, diabetes atau orang yang sedang menjalani kemoterapi.
  • Orang yang mengalami malanutrisi atau kekurangan gizi.
  • Pecandu narkoba.
  • Para perokok.
  • Para petugas medis yang sering berhubungan dengan pengidap TB.

Diagnosis dan Pengobatan Tuberkulosis

Tuberkulosis termasuk penyakit yang sulit untuk dideteksi, terutama pada anak-anak. Dokter biasanya menggunakan beberapa cara untuk mendiagnosis penyakit ini, antara lain:
  • Rontgen dada.
  • Tes Mantoux.
  • Tes darah.
  • Tes dahak.
Penyakit yang tergolong serius ini dapat disembuhkan jika diobati dengan benar. Langkah pengobatan yang dibutuhkan adalah dengan mengonsumsi beberapa jenis antibiotik yang harus diminum selama jangka waktu tertentu.
Langkah Pencegahan Tuberkulosis
Langkah utama dalam pencegahan TB adalah dengan menerima vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi berusia tiga bulan.
Vaksin BCG juga dianjurkan bagi anak-anak, remaja maupun orang dewasa yang belum pernah menerimanya pada waktu bayi. Tetapi harap diingat bahwa keefektifan vaksin ini akan berkurang pada orang dewasa.

Pengertian Kanker Kandung Kemih

Kanker kandung kemih adalah pertumbuhan jaringan tidak normal atau tumor pada dinding kandung kemih yang bersifat ganas. Fungsi organ kandung kemih sendiri adalah menampung urine sebelum disalurkan keluar tubuh saat buang air kecil.
Penderita kanker kandung kemih umumnya adalah orang berusia lanjut. Setelah ditangani, penderita harus mengikuti pengujian lanjutan karena kanker kandung kemih memiliki risiko cukup besar untuk kambuh kembali.

Gejala Kanker Kandung Kemih

Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh penderita. Gejala yang umumnya dialami penderita kanker kandung kemih adalah adanya darah dalam urine yang biasanya tidak disertai rasa nyeri.
Beberapa gejala kanker kandung kemih lainnya adalah:
  • Sering ingin buang air kecil secara tiba-tiba.
  • Frekuensi buang air kecil semakin sering, tapi jumlah urine yang dikeluarkan hanya sedikit.
  • Seringnya terkena infeksi saluran kemih.
  • Sensasi terbakar atau perih saat buang air kecil.
  • Sakit pada bagian punggung.
Jika kanker kandung kemih sudah mencapai stadium lanjut dan mulai menyebar, beberapa gejala yang dirasakan penderita adalah:
  • Pembengkakan pada kaki.
  • Anemia.
  • Rasa sakit di bagian panggul atau sekitar dubur.
  • Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
  • Rasa sakit pada tulang.

Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Kandung Kemih

Munculnya kanker kandung kemih disebabkan oleh adanya perubahan pada sel dalam kandung kemih. Namun, penyebab pasti kanker kandung kemih belum diketahui sampai saat ini. Namun kanker kandung kemih sering kali dikaitkan dengan merokok, infeksi parasit, paparan zat kimia, dan radiasi.
Beberapa hal yang juga meningkatkan risiko seseorang terkena kanker kandung kemih adalah:
  • Pertambahan usia. Risiko kanker kandung kemih akan bertambah saat usia bertambah.
  • Pria, lebih berisiko terkena kanker kandung kemih dibanding wanita.
  • Ras kulit putih. Ras kulit putih punya risiko lebih tinggi terkena kanker kandung kemih daripada ras manusia lainnya.
  • Pernah menjalani pengobatan kanker.
  • Sedang mengonsumsi obat diabetes tertentu.
  • Peradangan kandung kemih kronis.
  • Faktor keturunan.

Diagnosis Kanker Kandung Kemih

Diagnosis merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi penyakit atau kondisi yang menjelaskan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh pasien. Pengujian yang biasanya dilakukan dokter untuk mendiagnosis kanker kandung kemih adalah:
  • Sistoskopi. Prosedur di mana kamera kecil yang dipasang pada selang halus disertai lampu, digunakan untuk memeriksa kandung kemih Anda.
  • Tes Pencitraan. Dokter akan mengambil gambar detail kandung kemih dengan CT scan, urogram intravena, atau MRI.
  • Biopsi. Dokter akan mengambil sampel jaringan untuk diuji. Prosedur pengambilan sampel ini biasanya dikenal dengan singkatan TURBT (transurethral resection of bladder tumor).
  • Sitologi urine. Sampel urine penderita akan diteliti apakah mengandung sel kanker.
Jika penderita positif mengidap kanker kandung kemih, dokter akan menyarankan penderita menjalani pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui tingkat keparahan kanker. Ada beberapa tingkat keparahan kanker kandung kemih yaitu:
  • Stadium 1: Kanker hanya berada pada dinding bagian dalam kandung kemih dan belum menyebar ke bagian lainnya.
  • Stadium 2: Kanker telah menembus seluruh lapisan dinding kandung kemih, tapi masih bersifat lokal dan hanya mengenai   kandung kemih saja.
  • Stadium 3: Sel kanker telah menyebar melalui dinding kandung kemih ke jaringan di sekitarnya.
  • Stadium 4: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening dan organ lain seperti tulang, hati, atau paru-paru.

Pengobatan Kanker Kandung Kemih

Cara penanganan kanker kandung kemih biasanya tergantung dari tingkat keparahan kanker yang diidap penderita. Kanker kandung kemih dibagi menjadi dua, kanker kandung kemih tahap awal dan kanker kandung kemih yang sudah menyebar.
Beberapa cara penanganan untuk kanker kandung kemih tahap awal, adalah:
  • Pengangkatan tumor. Biasanya metode TURBT (transurethral resection of bladder tumor) digunakan dokter untuk mengangkat kanker yang ada di dinding  bagian dalam kandung kemih.
  • Sistektomi parsial, yaitu pembedahan untuk mengangkat tumor dan sebagian kecil kandung kemih yang mengandung sel kanker.
  • Imunoterapi, adalah terapi biologis yang bekerja dengan membuat sistem kekebalan tubuh penderita untuk melawan perkembangan sel-sel kanker.
Sedangkan penanganan kanker kandung kemih yang sudah menyebar ke lapisan terdalam dinding kandung kemih (tahap lanjut) adalah pembedahan untuk mengangkat seluruh kandung kemih (sistektomi radikal) dan pembuatan saluran urine baru.
Selain operasi, kedua tahapan kanker kandung kemih di atas juga ditangani dengan dua metode berikut:
  • Kemoterapi, menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Biasanya dokter akan menggunakan kombinasi dua jenis obat dalam kemoterapi. Bisa dilakukan sebelum dan sesudah pembedahan.
  • Terapi radiasi, menggunakan pancaran sinar berenergi tinggi yang diarahkan ke kanker untuk menghancurkan sel-sel kanker. Biasanya dilakukan untuk membasmi sisa sel-sel kanker yang masih ada setelah pembedahan.
Kedua metode tersebut dapat dikombinasikan, jika tindakan pembedahan tidak bisa dilakukan. Akan tetapi, kemoterapi dan terapi radiasi memiliki efek samping pada tubuh penderita, yaitu:
  • Kemoterapi: Melemahkan sistem kekebalan tubuh, batuk, demam, kulit kemerahan, mual dan muntah, rambut rontok, hilang nafsu makan, dan kelelahan.
  • Terapi radiasi: Diare, pembengkakan kandung kemih, vagina menyempit, disfungsi ereksi, rambut kemaluan rontok, infertilitas atau mandul, kelelahan, dan kesulitan buang air kecil.

Komplikasi Kanker Kandung Kemih

Ada beberapa komplikasi yang bisa diderita para penderita kanker kandung kemih setelah menjalani tindakan pengobatan:
  • Diversi urine. Jika kandung kemih penderita diangkat, maka dokter akan melakukan prosedur pengalihan saluran urine. Beberapa jenis diversi urine adalah urostomi (pembuatan lubang di dinding perut untuk pembuangan urine ke kantong urine eksternal), diversi urine kontinen (pembuatan kantong urine di dalam tubuh menggunakan sebagian kecil dinding usus dan lubang dengan klep di dinding perut), rekonstruksi kandung kemih (membuat kandung kemih tiruan (neobladder) dengan menggunakan dinding usus dan melatih penderitanya untuk berkemih). Pada rekonstruksi kandung kemih, penderita tidak menerima rangsang untuk berkemih dari neobladder saat terisi penuh dengan urine. Maka otot perut dan panggul perlu dilatih untuk mendorong urine keluar.
  • Disfungsi ereksi. Tindakan pengangkatan seluruh kandung kemih bisa menyebabkan penderita kesulitan melakukan atau mempertahankan ereksi.
  • Penyempitan vagina. Terapi radiasi dan pengangkatan kandung kemih juga bisa membuat penyempitan dan pendangkalan vagina.
  • Depresi. Hidup dengan memiliki kanker kandung kemih dapat membuat penderitanya mengalami ketidaksatabilan emosi. Depresi saat didiagnosa, senang saat kanker diangkat, dan kembali depresi saat merasakan efek dari pengobatan. Segera hubungi dokter bila merasakan kesedihan dan putus asa berkepanjangan, serta tidak dapat lagi menikmati hal-hal yang biasanya menyenangkan.

Pencegahan Kanker Kandung Kemih

Ada beberapa langkah pencegahan untuk menghindari kanker kandung kemih, yaitu:

  • Diet. Asupan buah dan sayuran yang tinggi, serta pengurangan makanan berlemak diduga bisa membantu mencegah kanker kandung kemih.
  • Perbanyak konsumsi air mineral. Teorinya, zat racun yang terkumpul di dalam kandung kemih bisa diencerkan dan dikeluarkan lebih cepat dengan memperbanyak konsumsi air mineral.
  • Berhati-hati dengan bahan kimia. Kurangi risiko terpapar beberapa bahan kimia dengan menggunakan pelindung. Terutama orang-orang yang bekerja di pabrik dan bersinggungan langsung dengan bahan-bahan pembuatan karet, tekstil, plastik, pewarnaan, dan asap diesel.
  • Berhenti merokok akan mengurangi paparan zat kimia penyebab kanker ke dalam tubuh.

kanker darah

Kanker darah atau leukemia adalah kanker yang menyerang sel-sel yang membentuk sel darah dalam sumsum tulang. Pada kondisi normal, sel-sel darah putih akan berkembang secara teratur di saat tubuh membutuhkannya untuk memberantas infeksi yang muncul.
Namun lain halnya dengan pengidap kanker darah. Sumsum tulang akan memproduksi sel-sel darah putih yang abnormal, tidak dapat berfungsi dengan baik, dan secara berlebihan. Jumlahnya yang berlebihan akan mengakibatkan penumpukan dalam sumsum tulang sehingga sel-sel darah yang sehat akan berkurang.

Jenis-jenis Kanker Darah

Ada berbagai jenis kanker darah. Berdasarkan kecepatan perkembangannya, kanker ini dapat dikelompokkan menjadi akut dan kronis.
Kanker darah akut berkembang dengan cepat akibat penambahan jumlah sel darah putih yang abnormal yang pesat dan penyebarannya ke dalam aliran darah. Jenis ini harus ditangani dengan segera.
Sementara itu, kanker darah kronis berkembang secara perlahan-lahan dan dalam jangka panjang. Gejalanya cenderung tidak segera dirasakan sehingga baru terdiagnosis setelah bertahun-tahun. Sel-sel darah putih yang seharusnya sudah mati akan tetap hidup dan menumpuk dalam aliran darah, sumsum tulang, serta organ-organ lain yang terkait.
Kanker darah juga dapat dikategorikan menurut jenis sel darah putih yang diserang. Kanker darah yang menyerang sel-sel limfa dikenal dengan istilah leukemia limfotik dan yang menyerang sel-sel mieloid disebut leukemia mielogen.
Berdasarkan dua pengelompokan di atas, terdapat empat jenis kanker darah yang paling sering terjadi. Berikut ini penjelasan untuk masing-masing jenis.
Leukemia limfotik akut atau acute lymphocytic leukemia (ALL)
ALL dapat menghambat fungsi limfosit sehingga pengidapnya berpotensi mengalami infeksi yang serius. Kanker darah ini umumnya diidap oleh anak-anak, tapi juga mungkin menyerang dewasa.
Leukemia mielogen akut atau acute myelogenous leukemia (AML)
Ini adalah jenis kanker darah yang umumnya menyerang dewasa. Tetapi AML juga dapat diidap oleh anak-anak serta remaja. Kanker ini akan membentuk sel-sel mieloid yang tidak sempurna dan dapat menyumbat pembuluh darah.
Leukemia limfotik kronis atau chronic lymphocytic leukemia (CLL)
Jenis kanker darah ini hanya dialami oleh orang dewasa. CLL umumnya baru terdeteksi pada stadium lanjut karena pasien cenderung tidak merasakan gejala-gejalanya untuk waktu yang lama.
Leukemia mielogen kronis atau Chronic myelogenous leukemia (CML)
Jenis kanker darah ini umumnya diderita oleh dewasa. CML memiliki dua tahap. Pada tahap pertama, sel-sel abnormal akan berkembang secara perlahan-lahan. Lalu saat memasuki tahap kedua, jumlah sel-sel abnormal akan bertambah dengan pesat sehingga kondisi pasien akan menurun secara drastis.
Secara umum, kanker darah atau leukemia terjadi akibat produksi sel darah putih yang terlalu cepat sehingga banyak sel yang masih belum terbentuk secara sempurna dan akhirnya kekebalan tubuh penderitanya tidak berfungsi secara maksimal.

Gejala-gejala Kanker Darah

Gejala kanker darah sangat beragam. Tiap penderita biasanya mengalami indikasi yang berbeda-beda, tergantung kepada jenis kanker darah yang diidap.
Indikasi-indikasi kanker ini juga cenderung sulit dikenali karena cenderung mirip dengan kondisi lain, seperti flu. Karena itu, kita perlu mewaspadai gejala-gejala umum yang tidak kian membaik atau mereda, seperti:
  • Lemas atau kelelahan yang berkelanjutan.
  • Demam.
  • Menggigil.
  • Sakit kepala.
  • Muntah-muntah.
  • Keringat berlebihan, terutama pada malam hari.
  • Nyeri pada tulang atau sendi.
  • Penurunan berat badan.
  • Pembengkakan pada limfa noda, hati, atau limpa.
  • Muncul infeksi yang parah atau sering terjadi.
  • Mudah mengalami pendarahan (misalnya sering mimisan) atau memar.
  • Muncul bintik-bintik merah pada pada kulit.
Jika Anda atau anak Anda mengalami gejala-gejala di atas, segera hubungi dan periksakan diri ke dokter. Terutama untuk gejala yang sering kambuh atau tidak kunjung membaik.

Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Darah

Penyebab dasar kanker darah belum diketahui secara pasti. Tetapi terdapat sejumlah faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker ini. Faktor-faktor pemicu kanker darah tersebut meliputi:
  • Faktor keturunan. Jika memiliki anggota keluarga yang mengidap kanker darah, risiko Anda untuk terkena kanker yang sama akan meningkat.
  • Kelainan genetik, misalnya sindrom Down.
  • Pernah menjalani pengobatan kanker. Kemoterapi atau radioterapi tertentu diduga dapat memicu kanker darah.
  • Pengaruh kelainan darah yang diderita, misalnya myelodysplastic syndrome.
  • Pernah mengalami pajanan terhadap radiasi tingkat tinggi atau zat-zat kimia tertentu. Misalnya orang yang pernah terlibat dalam kecelakaan yang berhubungan dengan reaktor nuklir atau mengalami pajanan zat kimia seperti benzena.
  • Merokok. Rokok tidak hanya akan meningkatkan risiko kanker darah (terutama leukemia mielogen akut), tapi juga berbagai penyakit lain.

Diagnosis dan Pengobatan Kanker Darah

Pada tahap awal, dokter akan menanyakan gejala-gejala yang ada sebelum memeriksa kondisi fisik Anda. Jika menduga Anda mengidap kanker darah, misalnya karena adanya pembengkakan pada limfa noda, hati, atau limpa, dokter akan menganjurkan pemeriksaan lebih mendetail yang meliputi tes darah serta biopsi sumsum tulang.
Tes darah akan menunjukkan kadar sel darah putih yang abnormal. Sementara biopsi sumsum tulang digunakan untuk memastikan keberadaan sel-sel kanker darah. Prosedur yang dilakukan dengan mengambil sampel sumsum tulang ini juga digunakan untuk mengetahui jenis kanker darah.
Setelah diagnosis kanker darah positif, dokter akan mendiskusikan langkah pengobatan yang tepat. Jenis penanganan yang akan Anda jalani tergantung kepada banyak faktor, antara lain usia dan kondisi kesehatan Anda serta jenis dan stadium kanker darah yang Anda idap. Berikut ini adalah metode pengobatan yang umumnya dianjurkan untuk menangani kanker darah.
  • Kemoterapi untuk membunuh sel-sel kanker.
  • Radioterapi untuk menghancurkan dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
  • Terapi terfokus untuk menyerang bagian-bagian rentan dalam sel-sel kanker.
  • Terapi biologis untuk membantu sistem kekebalan tubuh mengenali dan menyerang sel-sel kanker.
  • Transplantasi sel induk atau stem cell untuk penggantian sumsum tulang yang sudah rusak dengan yang sehat. Sel-sel induk yang digunakan bisa berasal dari tubuh Anda sendiri atau tubuh orang lain sebagai pendonor. Kemoterapi atau radioterapi biasanya akan dilakukan sebagai langkah persiapan sebelum menjalani prosedur transplantasi ini.

kanker usus besar

Kanker usus besar adalah jenis kanker yang menyerang usus besar atau bagian terakhir pada sistem pencernaan manusia. Penyakit ini dapat diidap oleh segala usia, meski 90 persen penderitanya berusia di atas 60 tahun.
Sebagian besar kasus kanker usus besar diawali dengan pembentukan gumpalan-gumpalan sel berukuran kecil yang disebut polip adenoma. Gumpalan ini kemudian menyebar secara tidak terkendali seiring waktu.
kanker-usus-besar-alodokter

Gejala kanker usus besar

Berikut ini beberapa gejala yang dapat dirasakan penderita kanker usus besar, di antaranya:
  • Adanya darah pada kotoran atau bahkan pendarahan di anus.
  • Berubahnya tekstur kepadatan kotoran.
  • Menurunnya berat badan.
  • Tubuh terasa lelah.
  • Nyeri atau kram pada bagian perut.
  • Perut kembung.
  • Meningkatnya frekuensi buang air besar atau diare.
  • Konstipasi.
  • Hilang nafsu makan.
Tidak semua gejala tersebut akan dirasakan penderita. Sebagian ada yang menjadi sering buang air besar dengan disertai darah pada kotorannya dan sebagian ada yang tidak disertai darah, namun merasakan nyeri pada perutnya.
Segera temui dokter jika Anda merasakan gejala-gejala kanker usus besar, terutama jika mengalami diare bergantian dengan konstipasi selama lebih dari tiga minggu. Harap waspada juga jika usia Anda telah mencapai 50 tahun ke atas dan merasakan gejala-gejala tersebut.

Penyebab kanker usus besar

Pertumbuhan sel di area tubuh tertentu yang tidak terkendali dan bersifat merusak merupakan penyebab kanker. Pada penyakit kanker usus besar, pertumbuhan tersebut bermula di dalam gumpalan sel pada lapisan usus bagian dalam, kemudian menjalar dan menghancurkan sel-sel lain di dekatnya, atau bahkan hingga ke beberapa area tubuh lainnya.
Pada awalnya, sel-sel yang diproduksi lapisan usus bersifat tidak berbahaya dan memiliki manfaat untuk menjaga kenormalan fungsi tubuh. Namun belum diketahui apa yang memicu sel-sel tersebut rusak, berubah menjadi sel kanker dan tumbuh secara tidak terkendali.
Meski penyebab kanker usus besar tidak diketahui, beberapa faktor berikut ini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit tersebut, di antaranya:
  • Terlalu banyak mengonsumsi daging merah dan
  • Kekurangan serat.
  • Mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Merokok
  • Mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Berusia 60 tahun ke atas.
  • Menderita penyakit gangguan pencernaan, salah satunya adalah kolitis ulseratif atau radang kronis di usus besar.
  • Menderita diabetes.
  • Kurang berolahraga.
  • Memiliki kerabat dekat, misalnya orang tua atau saudara kandung, yang menderita kanker usus besar.
  • Menderita sindrom Lynch.
  • Menderita suatu masalah genetika yang menyebabkan tumbuhnya gumpalan-gumpalan sel atau polip di dalam usus besar. Kondisi ini disebut familial adenomatous polyposis (FAP).

Tahapan perkembangan kanker usus besar

Ada empat tahapan yang menentukan tingkat keparahan penyakit kanker usus besar, di antaranya:
  • Stadium 1. Pada tahap ini kanker sudah mulai tumbuh di dalam usus besar, namun belum menyebar karena masih terhalang dinding usus.
  • Stadium 2. Pada tahap ini kanker telah menyebar ke seluruh dinding usus besar, bahkan menembusnya.
  • Stadium 3. Pada tahap ini kelenjar getah bening yang letaknya berdekatan dengan usus besar telah digerogoti oleh kanker.
  • Stadium 4. Ini merupakan tingkat paling parah dari penyebaran kanker usus besar. Pada tahap ini kanker telah makin jauh menyebar dan menyerang organ-organ tubuh lainnya, misalnya paru-paru dan hati.
Penentuan tingkat keparahan kanker usus besar bisa dilakukan melalui diagnosis. Hal ini berguna dalam membantu dokter untuk memberikan pengobatan yang tepat.

Diagnosis kanker usus besar

Untuk mengetahui apakah seorang pasien menderita kanker usus besar, dokter terlebih dahulu akan menanyakan gejala-gejala yang dirasakannya. Selain itu, biasanya dokter juga akan menanyakan apakah pasien menderita suatu kondisi tertentu yang dapat memperbesar risiko terkena kanker usus besar atau apakah memiliki kerabat dekat penderita kanker usus besar.
Setelah penjelasan pasien didapat, dokter akan melakukan pemeriksaan sederhana dengan cara mengecek kondisi anus pasien untuk melihat adanya pembengkakan. Sebuah alat yang disebut sigmoidoskopi dapat digunakan dokter jika diperlukan. Sigmoidoskopi merupakan alat berbentuk selang kecil yang dilengkapi lampu dan kamera di ujungnya untuk dimasukkan ke usus besar melalui anus. Melalui monitor, dokter dapat melihat apakah ada tanda-tanda kanker usus besar.
Selain sigmoidoskopi, ada beberapa macam pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui keberadaan kanker usus besar, terutama jika sigmoidoskopi saja dirasa dokter belum cukup. Beberapa pemeriksaan tersebut adalah:
  • Kolonoskopi. Konsep pemeriksaan ini sebenarnya sama seperti sigmoidoskopi. Hanya saja pada kolonoskopi, alat yang digunakan lebih panjang sehingga mampu menjangkau lebih dalam ke usus besar. Kamera yang dipasang di ujung kolonoskopi mampu memberikan gambar bagian-bagian usus besar yang tidak normal akibat serangan kanker. Bahkan jika diperlukan, biopsi atau pengambilan sampel bisa dilakukan dengan alat khusus yang disertakan pada kolonoskopi. Sampel tersebut selanjutnya diteliti di laboratorium guna mendeteksi adanya kanker. Sebelum melakukan kolonoskopi, pasien akan diberi obat pencahar oleh dokter agar perutnya bersih dari kotoran, sehingga hasil yang didapat dari proses pengamatan akan jauh lebih baik.
  • Kolonoskopi virtual. Pemeriksaan ini disebut juga dengan CT colonography. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan jika pasien tidak dapat menjalani kolonoskopi biasa karena alasan medis tertentu. Di dalam kolonoskopi virtual, selang khusus akan dimasukkan ke anus. Gas kemudian akan dipompakan melalui selang, sehingga usus pasien akan sedikit mengembang. Setelah itu, dokter akan bisa mengamati keadaan usus dari segala sudut dengan bantuan CT scan.

Pengobatan kanker usus besar

Stadium atau tingkat keparahan kanker akan menentukan jenis pengobatan apa yang akan dilakukan oleh dokter. Berikut ini adalah tiga jenis pengobatan utama pada kasus kanker usus besar.

Kemoterapi

Kemoterapi merupakan cara untuk membunuh sel-sel kanker melalui pemberian sejumlah obat-obatan. Obat-obatan ini dapat berbentuk tablet yang diminum, infus, atau kombinasi keduanya. Beberapa contoh obat kanker usus besar adalah cetuximab dan bevacizumab.
Pada kasus kanker usus besar, kemoterapi biasanya dilakukan sebelum operasi dengan tujuan untuk menyusutkan tumor, meredakan gejala yang dirasakan pasien, atau memperlambat penyebaran kanker. Kemoterapi juga bisa diberikan pascaoperasi untuk mencegah kanker kembali.
Waktu pelaksanaan kemoterapi biasanya dibagi menjadi beberapa siklus, tergantung tingkat keparahan kanker. Sebagian besar pasien kanker usus besar biasanya menjalani sesi infus kemoterapi selama beberapa jam atau hari dalam waktu dua hingga tiga minggu sekali. Tiap siklus kemoterapi dipisahkan oleh jeda waktu istirahat selama beberapa minggu dengan tujuan agar penderita dapat memulihkan diri dari efek kemoterapi. Beberapa efek samping kemoterapi adalah:
  • Mual
  • Muntah
  • Lelah
  • Kaki dan tangan terasa gatal atau panas
  • Sariawan
  • Diare
  • Rambut rontok
Biasanya efek samping ini akan hilang setelah pengobatan kemoterapi berakhir.

Radioterapi

Tujuan radioterapi sama seperti kemoterapi, yaitu untuk membunuh sel-sel kanker. Namun pada radioterapi, metode pengobatan dilakukan dengan menggunakan pancaran radiasi.
Sebelum operasi, radioterapi bisa dilakukan untuk memperkecil ukuran tumor atau meringankan gejala apabila kanker telah menyebar ke bagian-bagian tubuh yang lain. Sedangkan radioterapi yang dilakukan pascaoperasi bertujuan untuk mencegah kanker supaya tidak kembali.
Beberapa efek samping radioterapi adalah:
  • Menjadi sering buar air kecil
  • Diare
  • Lelah
  • Mual
  • Kulit di sekitar anus atau panggul terasa panas
Ada dua jenis radioterapi, di antaranya:
  • Radioterapi eksternal. Pada metode ini sel-sel kanker dihancurkan dengan memancarkan gelombang radiasi tingkat tinggi ke kanker Biasanya terapi ini dilakukan sebanyak lima hari dalam seminggu, selama satu hingga lima minggu. Tiap sesi pengobatan akan menghabiskan waktu sekitar sepuluh hingga lima belas menit.
  • Radioterapi internal. Pada metode ini kanker usus akan disusutkan dengan menggunakan selang radioaktif yang diletakkan di sebelah kanker. Radioterapi internal biasanya dilakukan sebanyak satu sesi sebelum operasi.

Operasi

Jenis operasi penanganan kanker usus besar dilakukan tergantung dari tingkat keparahan penyebaran kanker itu sendiri. Jika kanker yang terdiagnosis masih dalam tahap awal, biasanya operasi bisa dilakukan lewat kolonoskopi untuk menghilangkan pertumbuhan kanker. Jika tidak bisa melalui kolonoskopi, maka bisa diangkat melalui operasi ‘lubang kunci’ atau laparoskopi.
Prosedur kedua dinamakan operasi kolostomi. Operasi ini dilakukan jika kanker telah menyebar melalui dinding-dinding usus. Pada operasi ini, bagian usus besar yang digerogoti kanker akan diangkat. Selain itu, kelenjar getah bening di sekitarnya juga akan diangkat.
Jika kesehatan pasien sangat buruk akibat penyebaran kanker yang sudah makin parah, maka tujuan pemberlakuan operasi adalah untuk meringankan gejala pasien. Dengan dikombinasikan dengan kemoterapi atau radioterapi, langkah ini diharapkan dapat meningkatkan peluang hidup pasien.

Pencegahan kanker usus besar

Kita dapat mencegah penyakit kanker usus besar dengan cara memperkecil risiko terkena penyakit tersebut. Memang beberapa faktor pemicu kanker, seperti riwayat kesehatan keluarga dan kondisi genetika, dapat memberi risiko bagi kanker usus besar untuk menggerogoti seseorang. Namun jika kita menjalani hidup secara sehat, bukan tidak mustahil risiko tersebut akan hilang. Beberapa tips untuk mencegah kanker usus besar adalah:
  • Rutin berolahraga. Disarankan untuk rutin berolahraga selama dua setengah jam dalam seminggu. Jenis-jenis olahraga yang bisa Anda lakukan misalnya adalah jalan cepat atau bersepeda.
  • Makanan sehat. Untuk menghindari risiko kanker usus besar, konsumsilah makanan yang kaya akan serat, misalnya buah-buahan, kacang-kacangan, atau sereal. Perbanyak mengonsumsi ikan dan kurangi konsumsi daging.
  • Pertahankan berat badan sehat.
  • Kurangi minuman alkohol.
  • Hindari asap rokok. Jika Anda perokok aktif, disarankan untuk berhenti sekarang juga agar terhindar dari risiko penyakit kanker. Sedangkan bagi Anda yang tidak merokok, sebaiknya hindari diri menjadi perokok pasif.

Peluang hidup penderita kanker usus besar

Peluang sembuh penderita akan tergantung pada seberapa parah kanker tersebut telah menyebar pada saat terdiagnosis. Diperkirakan sekitar 80 persen penderita kanker usus besar masih memiliki peluang untuk hidup setidaknya satu tahun setelah terdiagnosis. Bahkan setengah dari 80 persen penderita tersebut masih bisa memiliki peluang untuk hidup lebih lama ke depannya, yaitu setidaknya 10 tahun.