Rabu, 23 November 2016

Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama

Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama
A. Asma
Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan.
Gejala
·    Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
·    Canned be heard the voice of the additional breath
·    Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
·    Irama nafas tidak teratur
·    Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)
·    Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
Penanganan 
1.    Tenangkan korban
2.    Bawa ketempat yang luas dan sejuk
3.    Posisikan setengah duduk
4.    Atur nafas
5.    Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
B. Lemah Jantung
Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.
Gejala
  • Nyeri di dada
  • Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk
  • Kadang sampai tidak merespon terhadap suara
  • Denyut nadi tak teraba / lemah
  • Gangguan nafas
  • Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung
  • Kepala terasa ringan
  • Lemas
  • Kulit berubah pucat/kebiruan
  • Keringat berlebihan
Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stress, tegang.

Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Istirahatkan
3. Posisi duduk
4. Buka jalan pernafasan dan atur nafas
5. Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
6. Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
7. Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)
C. Mimisan
Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.
Gejala
·   Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
.    Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah
·    Kadang disertai pusing
Penanganan
1.    Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
2.    Tenangkan korban
3.    Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4.    Diminta bernafas lewat mulut
5.    Bersihkan hidung luar dari darah
6.   Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama
D. Mual-Mual
Maag/Mual yaitu gangguan lambung/saluran pencernaan.
Gejala
·    Perut terasa nyeri/mual
·    Berkeringat dingin
·    Lemas
Penanganan
1.    Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban
2.    Beri minuman hangat (teh/kopi)
3.    Jangan beri makan terlalu cepat
E. Memar
Memar yaitu pendarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.
Gejala
·    Warna kebiruan/merah pada kulit
·    Nyeri jika di tekan
·    Kadang disertai bengkak
Penanganan
1.    Kompres dingin
2.    Balut tekan
3.    Tinggikan bagian luka
F. Keseleo
Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.
Gejala
·    Bengkak dan nyeri bila ditekan
·    Kebiruan/merah pada derah luka
·    Sendi terkunci
·    Ada perubahan bentuk pada sendi
Penanganan
1.    Korban diposisikan nyaman
2.    Kompres es/dingin
3.    Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4.    Tinggikan bagian tubuh yang luka
G. Kram
Kram yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan.
Gejala
·    Nyeri pada otot
·    Kadang disertai bengkak
Penanganan
1.    Istirahatkan
2.    Posisi nyaman
3.    Relaksasi
4.    Pijat berlawanan arah dengan kontraksi
H. Histeria
Histeria yaitu sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh korban; secara kejiwaan mencari perhatian.
Gejala
·    Seolah-olah hilang kesadaran
·    Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)
·    Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas
Penanganan
1.    Tenangkan korban
2.    Pisahkan dari keramaian
3.    Letakkan di tempat yang tenang
4.    Awasi
I. Keracunan Makanan atau Minuman
Gejala
·    Mual, muntah
·    Keringat dingin
·    Wajah pucat/kebiruan
Penanganan
1.    Bawa ke tempat teduh dan segar
2.    Korban diminta muntah
3.    Diberi norit
4.    Istirahatkan
5.    Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik
Evakuasi Korban
Evakuasi korban adalah salah satu tahapan dalam Pertolongan Pertama yaitu untuk memindahkan korban ke lingkungan yng aman dan nyaman untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut.

Prinsip Evakuasi
1.    Dilakukan jika mutlak perlu
2.    Menggunakan teknik yang baik dan benar
3.    Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki
       semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau
       bahkan kematian
Alat Pengangkutan
Dalam melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat bantu, namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan, kondisi korban ketersediaan alat). Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu:
1.    Manusia
Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pengangkut mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan.
Bila satu orang maka penderita dapat:
  ·   Dipondong : untuk korban ringan dan anak-anak
  ·   Digendong : untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang
  ·   Dipapah : untuk korban tanpa luka di bahu atas,

Bila dua orang maka penderita dapat:
Maka pengangkutnya tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan bila korban tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban patah tulang leher atau tulang punggung.
·    Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan
·    Model membawa balok
·    Model membawa kereta
2.    Alat bantu
·    Tandu permanen
·    Tandu darurat
·    Kain keras / ponco / jaket lengan panjang
·    Tali / webbing
Persiapan :
Yang perlu diperhatikan:
  1. Kondisi korban memungkinkan untuk dipindah atau tidak berdasarkanpenilaian kondisi dari: keadaan respirasi, pendarahan, luka, patah tulang dan angguan persendian
  2. Menyiapkan personil untuk pengawasan pasien selama proses evakuasi
  3. Menentukan lintasan evakusi serta tahu arah dan tempat akhir korban diangkut
  4. Memilih alat
  5. Selama pengangkutan jangan ada bagian tuhuh yang berjuntai atau badan penderita yang tidak daolam posisi benar.
Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama 
Gigitan Binatang
Gigitan binatang gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar daripada luka biasa.
Pertolongan Pertamanya adalah:
·    Cucilah bagian yang tergigit dengan air hangat dengan sedikit antiseptik
·    Bila pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut
Ada beberapa jenis binatang yang sering menimbulkan ganguan saat melakukan  kegiatan di alam terbuka, diantaranya:
Gigitan Ular
Tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita/korban tergantung pada ketepatan diagnosa, maka pad keadaan yang meragukan ambillah sikap menganggap ular tersebut berbisa. Sifat bisa/racun ular terbagi menjadi 3, yaitu:
1.    Hematotoksin (keracunan dalam)
2.    Neurotoksin (bisa/racun menyerang sistem saraf)
3.    Histaminik (bisa menyebabkan alergi pada korban)
Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada gigitan, penderita dapat pingsan, sukar bernafas dan mungkin disertai muntah. Sikap penolong yaitu menenangkan penderita adalah sangat penting karena rata-rata penderita biasanya takut mati.
Penanganan untuk Pertolongan Pertama :





  • Telentangkan atau baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung.
  • Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa ular tidak semakin cepat
  • Cegah penyebaran bias penderita dari daerah gigitan

      • Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkakan untuk membendung  sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi aliran arteri. Torniquet/  toniket dikendorkan setiap 15 menit selama + 30 detik
      • Letakkan daerah gigitan dari tubuh
      • Berikan kompres es
      • Usahakan penderita setenang mungkin bila perlu diberikan petidine 50 mg/im  untuk menghilangkan rasa nyeri
    • Perawatan luka
      •  Hindari kontak luka dengan larutan asam Kmn 04, yodium atau benda panas
      • Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan kedalam lukanya, bila perlu pengeluaran ini dibantu dengan pengisapan melalui breastpump sprit atau dengan isapan mulut sebab bisa ular tidak berbahaya bila ditelan (selama tidak ada luka di mulut).
    • Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa (antifenin)
    • Perbaikan sirkulasi darah
      • Kopi pahit pekat
      • Kafein nabenzoat 0,5 gr im/iv
      • Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor
    • Obat-obatan lain
      • Toksoid tetanus 1 ml
      • Antibiotic
    Gigitan Lipan
    Ciri-ciri
    1.    Ada sepasang luka bekas gigitan
    2.  Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang dengan sendirinya setelah 4-5 jam
    Penanganan
    1.    Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptik
    2.    Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedik
    Gigitan Lintah dan Pacet
    Ciri-ciri
    Pembengkakan, gatal dan kemerah-merahan (lintah)
    Penanganan
    1.    Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air garam
    2.    Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal
    Sengatan Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat lainnya 
    Biasanya sengatan ini kurang berbahaya walaupun bengkak, memerah, dan gatal. Namun beberapa sengatan pada waktu yang sama dapat memasukkan racun dalam tubuh korban yang sangat menyakiti.
    Perhatian :
    Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu tapi jangan menggunakan kuku atau pinset, Anda justru akan lebih banyak memasukkan racun kedalam tubuh. Cobalah mengorek sengat itu dengan mata pisau bersih atau dengan mendorongnya ke arah samping. Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan larutan garam inggris.
    Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama
    Patah Tulang
    Patah tulang dapat terjadi akibat adanya cidera berat pada bagian tubuh sehingga tulang menjadi terbelah dan menimbulkan rasa sakit. Jika kita menemukan orang yang tulangnya patah sebaiknya kita harus berhati-hati jika ingin menolongnya karena jika salah maka cideranya akan bertambah parah.
    Orang yang patah tulang sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit, puskesmas, klinik, dokter, ahli patah tulang atau pusat kesehatan lainnya agar dapat segera diberi perawatan yang intensif agar tulang yang patah bisa berangsur-angsur pulih kembali.
    Gejala
    • Adanya tanda ruda paksa pada bagian tubuh yang diduga terjadi patah tulang: pembengkakan, memar, rasa nyeri.
    • Nyeri sumbu: apabila diberi tekanan yang arahnya sejajar dengan tulang yang patah akan memberikan nyeri yang hebat pada penderita.
    • Deformitas: apabila dibandingkan dengan bagian tulang yang sehat terlihat tidak sama bentuk dan panjangnya.
    • Bagian tulang yang patah tidak dapat berfungsi dengan baik atau sama sekali tidak dapat digunakan lagi.
    • Perubahan bentuk
    • Nyeri bila ditekan dan kaku
    • Bengkak
    • Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
    • Ada memar (jika tertutup)
    • Terjadi pendarahan (jika terbuka)
    Beberapa Jenis/Macam Patah Tulang dan langkah – langkah penanganannya :
    1. Patah Tulang Tertutup
    Patah tulang tertutup adalah kasus patah tulang di mana patahan tulangnya tidak melukai/merobek daging dan kulit yang ada di dekatnya. Patah tulang ini bisa menjadi terbuka jika patahan tulangnya semakin parah dan menusuk daging / kulit hingga menimbulkan luka berdarah.
    Langkah – langkah penanganan:
    • Tidurkan korban patah tulang dan jangan banyak bergerak yang tidak perlu.
    • Pasang penyangga tulang yang patah agar patahan tulangnya tidak semakin patah baik dengan menggunakan spalk / bidai, tongkat, kayu, sapu ijuk, tiang antena, dll yang ringan dan kuat diikat atau dibalut kuat tetapi tidak membuat ikatan atau balutan di bagian yang patah.
    2. Patah Tulang Terbuka
    Patah tulang terbuka adalah kasus patah tulang di mana patahan tulangnya membuat daging dan kulit yang ada di sekitar patahan tulang menjadi sobek terluka. Patah tulang ini harus benar-benar diwaspadai karena selain mudah infeksi karena luka menganga juga kita bisa tertular penyakit orang yang berdarah tersebut bila tidak berhati-hati.
    Langkah – langkah penanganan:
    • Tidurkan korban patah tulang dan jangan banyak bergerak yang tidak perlu.
    • Jika darah masih mengalir hentikan pendarahan dengan menekan dan mengikat bagian yang terluka dengan kain bersih.
    • Pasang penyangga tulang yang patah agar patahan tulangnya tidak semakin patah baik dengan menggunakan spalk / bidai, tongkat, kayu, sapu ijuk, tiang antena, dll yang ringan dan kuat diikat atau dibalut kuat tetapi tidak membuat ikatan atau balutan di bagian yang patah atau terluka.
    3. Patah Tulang Belakang / Spinal
    Pada kondisi patah tulang punggung atau tulang belakang si penderita akan merasa sakit pada bagian belakang atau bagian leher. Jika demikian maka jangan menimbulkan banyak gerakan pada korban agar tidak merusak sumsum tulang belakang yang bisa mengakibatkan lumpuh permanen. Sebaiknya tunggu ambulan atau petugas medis yang berpengalaman untuk mengurus korban lebih lanjut.
    Langkah – langkah penanganan:
    • Jangan membuat pasien banyak bergerak baik berpindah tempat, mengangkat kepala, berdiri, duduk, dsb. Jika tidak mendesak jangan korban patah tulang belakang jangan dipindahkan dari tempat semula dan jaga posisi agar tetap dengan kepala lurus ke atas.
    • Hangatkan badan penderita patah tulang punggung dengan selimut.
    • Gunakan pengangkut dengan alas yang kuat dan keras seperti papan, meja, dll diangkut minimal dua orang agar stabil.
    Prosedur Pembalutan : 
    Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan ini:
    • Bagian dari tubuh yang mana? (untuk menentukan macam pembalut yang digunakan dan ukuran pembalut bila menggunakan pita)
    • Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan menghentikan perdarahan)
    • Bagaimana luas luka? (untuk menentukan macam pembalut)
    • Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak? (untuk menentukan perlu dibidai/tidak?)
    Pilih jenis pembalut yang akan digunakan. Dapat satu atau kombinasi.
    Sebelum dibalut, jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut dengan pembalut yang mengandung desinfektan. Jika terjadi disposisi/dislokasi perlu direposisi. Urut-urutan tindakan desinfeksi luka terbuka:
    • Letakkan sepotong kasa steril di tengah luka (tidak usah ditekan) untuk melindungi luka selama didesinfeksi.
    • Kulit sekitar luka dibasuh dengan air, disabun dan dicuci dengan zat antiseptik.
    • Kasa penutup luka diambil kembali. Luka disiram dengan air steril untuk membasuh bekuan darah dan kotoran yang terdapat di dalamnya.
    • Dengan menggunakan pinset steril (dibakar atau direbus lebih dahulu) kotoran yang tidak hanyut ketika disiram dibersihkan.
    • Tutup lukanya dengan sehelai sofratulle atau kasa steril biasa. Kemudian di atasnya dilapisi dengan kasa yang agak tebal dan lembut.
    • Kemudian berikan balutan yang menekan.
    Apabila terjadi pendarahan, tindakan penghentian pendarahan dapat dilakukan dengan cara:
    • Pembalut tekan, dipertahankan sampai pendarahan berhenti atau sampai pertolongan yang lebih mantap dapat diberikan.
    • Penekanan dengan jari tangan di pangkal arteri yang terluka. Penekanan paling lama 15 menit.
    • Pengikatan dengan tourniquet.
      • Digunakan bila pendarahan sangat sulit dihentikan dengan cara biasa.
      • Lokasi pemasangan: lima jari di bawah ketiak (untuk pendarahan di lengan) dan lima jari di bawah lipat paha (untuk pendarahan di kaki)
      • Cara: lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki, sebelumnya dialasi dengan kain atau kasa untuk mencegah lecet di kulit yang terkena torniket. Untuk torniket kain, perlu dikencangkan dengan sepotong kayu. Tanda torniket sudah kencang ialah menghilangnya denyut nadi di distal dan kulit menjadi pucat kekuningan.
      • Setiap 10 menit torniket dikendorkan selama 30 detik, sementara luka ditekan dengan kasa steril.
    • Elevasi bagian yang terluka
    Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan:
    • Dapat membatasi pergeseran/gerak bagian tubuh yang memang perlu difiksasi
    • Sesedikit mungkin membatasi gerak bgaian tubuh yang lain
    • Usahakan posisi balutan paling nyaman untuk kegiatan pokok penderita.
    • Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya balutan berlapis, yang paling bawah letaknya di sebelah distal.
    • Tidak mudah kendor atau lepas

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar